Rabu, 21 Juli 2010

Suratku Untukmu

masa remajaku
tak bisa kuhabiskan bersamamu
tak ada curahan hatiku, curahan gulanaku
tak jua sipu-ku berbagi cerita denganmu, saat jatuh hatiku

sungguh aku iri
betapa ingin mendekap erat dirimu, setiap saat aku butuh
betapa ingin mengadu padamu, apa saja keluh kesahku
betapa ingin merajuk manja padamu, menanti belaian hangatmu
seperti yang mereka ceritakan padaku
sungguh aku iri
melihat mereka bercengkrama saling bercanda
melihat mereka berjalan menghabiskan waktu bersama
melihat mereka melingkarkan lengan, bergandengan, saling bersandar
sungguh aku iri
mendengar mereka berkata, "lihat, ia membelikanku baju baru."
"ada yang mau? ia membuatkan bekal makan siang untukku."
"ia memarahiku, boros sekali aku untuk hal yang tak perlu."
sungguh aku iri
aku pun ingin merasakannya, bersamamu
sungguh..


Masa remajaku
kulalui tanpa dirimu
tak ada kelas memasak bersamamu, ajarkan resep andalanmu
tak jua kudengar omelanmu, jika kurusak citarasa masakanmu dengan kebodohanku
tak apa, aku inginkan itu..

kau tahu betapa bingungnya aku ketika coba taklukkan dapurmu?
gosong, hambar, terlalu asin, sudah barang biasa
ah untungnya masih bisa menambal perut yang sudah menganga
oh ya,,
kau tahu pujian pertama untukku?
masakan sederhana itu, sungguh sederhana
tahu goreng itu dilahap nikmat oleh kakakku
rasanya biasa saja, kuolah apa adanya, tak ada bumbu istimewa
enak dan menggugah selera katanya
ah, sebenarnya ia hanya rindu masakan rumah itu
aku tahu, betapa ia rindu masakan lezatmu
begitupun aku, kami semua, begitu rindu
tapi sekarang...
tak perlu lagi kau khawatirkan itu
aku adalah koki penguasa dapurmu
meniru masakanmu, cukup membuat lidah bergoyang
ah, aku melebih-lebihkan.. hehe
tak sehebat dirimu tentu saja

ya,, kau begitu hebat!
aku masih ingat
setiap pagi kau bangun begitu dini
kue-kue itu, berwarna-warni, buatan sendiri
tak sekedar sarapan pagi
kau siapkan seragam sekolah kami
suara lembutmu bangunkan kami dari mimpi, "ayo lekas mandi!"
cukup nutrisi, pakaian rapi, kau beri kami motivasi, setiap hari
"aku hampir telat!" seruku sembari mengikat tali sepatu, terburu-buru, berlari menuju pintu.
ah, hampir lupa. berbalik aku, mencium tanganmu, aku siap!
"assalamuaikum.."
lagi-lagi aku rindu hari-hari itu


masa remajaku
tak lagi bisa kupamerkan raporku, juara kelas aku, tlah lulus sekolahku
tak bisa kulihat senyummu, saat sekolah tinggi itu menerimaku, banggamu
tak jua bisa kuraih lenganmu, menginginkan rengkuhmu, menenangkanku, ketika bangku kuliah tak semudah anganku
tak ada dirimu di sisiku, di hari kelulusanku
tak ada dirimu yang mendampingiku, di potret itu
ah, tak mengapa. yang penting kau selalu menemaniku, di hatiku


waktu berjalan perlahan, begitu lambat, begitu menyiksa, menyesakkan dada
lalu ia berlari kecil, sedikit tergesa
tiba-tiba ia melesat begitu cepat
enam kali sudah bumi mengelilingi matahari
enam tahun berlalu

enam tahun, tak terasa singkat bagiku
aku tak lagi remaja seperti waktu itu
tak lagi seragam putih-abu melekat di keseharianku
tak lagi harus menahan kantuk demi ilmu dari para dosenku..
sekarang..
aku dengan kehidupan baruku
dengan segala tanggung jawab di pundakku
tak lagi pantas aku mengeluh atas bimbangku
harus mampu berdiri teguh. bukan begitu?!

aku dengan dunia kerjaku
memulai titian karir yang terasa asing bagiku
perlahan mulai kumengerti payahmu dulu
ah, tak seberapa jika dibandingkan denganmu
keluarga dan negara, begitu pandai kau mengatur waktu
jauh yang kau tempuh, peluh yang membasahi tubuhmu, pun tak menghapus gurat senyummu
negara memang bukan nomor dua, tapi mengabaikan keluarga, haruskah?!
keluarga memang utama, tapi negara, kau tak acuh padanya, bolehkah?!
semua ada proporsinya
terima kasih teladannya

kau tahu?!
ingin sekali aku membanggakan dirimu di hadapan duniaku
ibuku sangat hebat, jago memasak, enaaaak sekali
ibuku tekun sekali, sulaman tangan buatannya selalu rapi
ibuku istri shalehah, taat pada suami, pandai menjaga hati, membawa diri.. aku harus begitu suatu hari nanti..
ibuku baik sekali, lisannya, lakunya, menyenangkan hati
aaaaaa rasanya ingin sekali...

tutur bahasamu, budi pekertimu, teladan dalam dirimu
sabarmu, taatmu, ibadahmu, syukurmu, ikhlasmu, tegarmu, senyummu, pun dalam sakitmu
kau betul-betul wanita tangguh

ah, lagi-lagi aku larut dalam lamunku, mengenangmu
aku benar-benar rindu
rindu sekali


Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku di waktu kecil.
Amiin




21 Juli 2010
-mengenang 22 Juli 2004-

Sabtu, 17 Juli 2010

Sudah Diputuskan!

antara
ego
bakti
marah
penerimaan
tanggung jawab
penolakan
perjuangan
gagal
asa
kehidupan
masa depan
penyesalan
hati
logika
balas budi
perencanaan
kewajiban
ikhtiar
doa

sudah diputuskan!



17 Juli 2010
- pilihan hari ini -

Rabu, 14 Juli 2010

Tanpa Judul

inginku hati setegar karang
ternyata kepalaku sekeras batu
mauku hati selembut sutera
ternyata egoku setajam ilalang




14 Juli 2010
-dipaksa mengunyah obat pahit.. sangat ingin dimuntahkan, tapi harus ditelan demi kesembuhan-
DJP Blogger Community