Kamis, 24 Desember 2009

Mengapa Harus Pelangi??

pelangi...
tahukah kau bagaimana ia tercipta??
merah - jingga - kuning - hijau - biru - nila - ungu
sungguh mulanya hanya satu
putih terbias titik hujan, mengurai warna

warna..
tahukah kau warna itu cahaya?
cahaya dengan rentang berbagai lambda*
menghasilkan spektrum yang jelita
beraneka cahaya

cahaya...
tahukah kau cahaya tak selalu kasat mata?
cahaya tampak membuat dunia penuh pesona
cahaya yang tak tampak seakan tiada
namun nyata pengaruhnya

Pelangi...
taukah kau pelangi itu bundar??
lengkung indah beragam warna
lihatlah dari angkasa maka ia lingkaran sempurna
sebab dari bumi ia hanya busur terbelah

pelangi..
seberapa jauh ingin kau mengenalnya??


====


Saya mengumpamakan kehidupan seperti pelangi..

Ketika dilahirkan, saya hanyalah seberkas cahaya putih, lalu dipertemukan dengan tetesan hujan yang memantulkan, menyebarkan, membiaskan, lalu menguraikannya menjadi beraneka warna. Awalnya saya hanyalah bayi mungil yang polos dan tidak mengerti apa-apa. Perlahan didikan, kasih sayang, dan doa orang tua, mengantar saya tumbuh dan mengenal dunia. Sentuhan-sentuhan yang membentuk sifat saya. Lingkungan sekitar pun tak kalah mempengaruhi terciptanya sikap. Maka berubahlah saya menjadi sosok yang memiliki beragam kriteria, tingkah, polah, rasa, asa, dan cita. Begitupun dengan Anda.

Seperti pelangi yang memiliki tujuh warna dasar, saya pun memilikinya.. Setiap orang ditakdirkan dengan karakter dasarnya masing-masing, diberi talenta dan kemampuan untuk mengolahnya. jika menginginkan warna biru, tinggal saya campur warna kuning dan hijau.. jika ingin membuatnya berwarna lebih pekat, berikan warna hijau sedikit lebih. mudah bukan?? Semua tergantung pada saya. Mau jadi apa saya nantinya?? Hanya saya yang tau bagaimana meng-kombinasi warna-warna yang saya punya. Begitupun dengan Anda.

Cahaya tak semuanya kasat mata. Warna adalah komponen cahaya yang tampak. Namun jangan abaikan cahaya yang tak tampak. Seperti diri saya, Anda, dan mereka. Perilaku mewarnai kehidupan kita, bagaimana kita bertegur sapa, celoteh ceria, canda, marah, menghargai sesama. Perilaku nyata terlihat dan mudah dinilai. Tapi hati, tak seorangpun tahu. Hanya saya dan Tuhan saja yang tahu isi batin saya. Begitupun dengan Anda.

Cahaya. Ultraviolet misalnya, kata yang akrab di telinga tapi siapa yang tahu keberadaannya? Saya rasa tak semua menyadarinya. Wajar saja. Ultraviolet berati "melebihi ungu". Ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari cahaya tampak. Ia memang tak terlihat. Jika dibiarkan tersia, lihatlah kulit yang menerima akibatnya. Namun jika si pandai mengambil alihnya, rasakanlah betapa besar manfaatnya. Tak berbeda dengan potensi dalam diri kita, orang lain mungkin sulit membacanya, kita pun terkadang tak menyadari keberadaannya. Jika ia dibiarkan tersia atau salah menggalinya, hanya akan membawa kerusakan semata. Namun jika akal dan hati diajak berbicara, semoga berguna bagi sesama. Bukankah itu ingin kita semua?

Seringkali saya membayangkan garis kehidupan seperti lengkung pelangi, sangat bahagia berada di puncak parabola memandang indahnya dunia. Tapi jika tak hati-hati berjalan, sangat mudah terpeleset ke ujung kurva jatuh menghempas tanah. Sakit pasti rasanya. Mampukah kembali meraih ujung pelangi, meniti puncaknya lagi? Sangat sulit. Mungkin akan menyerah seketika. Tentu tidak jika saya memandang pelangi sebagai lingkaran cahaya, bukan busur semata. Saya akan lebih siap jadinya. Tak selamanya berada di atas, ada kalanya terjatuh ke lembah kurva. Tak mudah merangkak meninggalkan dasar lembah, namun harapan akan selalu ada. Ada tak hingga titik-titik sebagai alas berpijak mengantarkan saya menuju puncak. Tertatih mungkin. Lelah tentu saja. Namun lebih optimis terasa. Mungkin ini hanya dalam imaji saya. Atau mungkinkah Anda juga?


Pelangi oh pelangi...

Saya hanya berusaha melukiskan pelangi dalam diri saya. Merefleksikan dalam aneka warna. Suka, duka, susah, senang, berani, takut, khawatir, tenang, optimis, malu, bangga, kecewa, marah, sabar, atau apapun rasa itu semoga diterima sebagai spektrum warna saya. Hidup penuh warna, hingga putih kembali menyapa..

====

O ya, Masih ingat lagu yang sering kita nyanyikan di masa kanak-kanak ini?

Pelangi pelangi, alangkah indahmu..
merah, kuning, hijau di langit yang biru..
pelukismu agung, siapa gerangan?
pelangi pelangi, ciptaan Tuhan..
-AT Mahmud-


Lagu sederhana namun indah dan sarat makna.. indah melukiskan cerianya warna-warni pelangi.. sarat dengan makna mengagungkan Sang Pencipta..

Semoga kita selalu bersyukur atas indahnya pelangi yang dilukiskan oleh-Nya..

4 komentar:

diaN Pratiwi mengatakan...

saya blogwalker nih, eh apa blogrunner ya?? saking hobinya liat blog orang....


hi, salam kenal..... ;-p
tulisannya bagus mbak,,, hohohoho

keep on writing, make good work through the words....

bagibagi mengatakan...

Pelangi, mungkin ia busur semata
Tapi ia begitu berharga
Mungkin ia semburat cahaya
Tetapi ia anggun mempesona
.,,
Oh.. AT Mahmud toh yg nyiptain lgny, kiroi WR. Supratman
Pelanginyo jgn eot y., *larii

dipolapa mengatakan...

"Hidup penuh warna, hingga putih kembali menyapa.."
warna putih melambangkan apo???

kuinginpelangi mengatakan...

@dian: wah dapet kenalan baru nih... (haha boong nian..:p)
mokasi,, pujian pertamo d blog ini... hehe

@limaempat: kiroi siapo... ternyata.... hmm
iyo, men uji mang google penciptanyo AT Mahmud memang bukan pak Rudolf... :p
Iyo. meskipun cm semburat cahaya, pelangi tetep indah... cak uji pak AT Mahmud tu la... :)

@dipolapa: saat jiwa kembali tenang, khusnul khotimah maksudnyo... amiiin...
*kok jd ngeri eee...

Posting Komentar

DJP Blogger Community