satu musim
dua taman
kau semai sesuka hati
kau pupuk setengah peduli
kuncup tumbuh
dua taman berseri
kau siram silih berganti
kau pun rasa letih
kembang merekah
dua taman merona
kumbang menghampiri
kau halau sekuat diri
musim berlalu
dua taman bersemi
kau pilih yang paling mewangi
abaikan yang tak menarik hati
satu taman
untuk kediaman
koleksi lalu seleksi
kau jadikan alibi
jika itu inginmu...
satu tanyaku...
mengapa tak hanya kau tanam satu?
kau jaga sepenuh jiwa
takkan ada taman tersia
. . . .
tak bisakah seleksi tanpa harus koleksi??!!
9 Desember 2009 [1.00 pm]
-Tergelitik oleh kata2 "Koleksi, Seleksi, Resepsi" dalam komen foto seorang teman-
5 komentar:
sejak kapan nulis puisi dal??
punya cita rasa sastra yang baik kk...
hmmm... dak tw e sejak kapan.. jingok tanggal nulisnyo be.. baru akhir2 ini kok... :p
Nampaknya tak ada lagi kekanakan dalam dirinya,
dia semakin dewasa ....sering kata-katanya selalu siratkan akan arti sabar dan Asmara sejati...
Dan dia masih teguh bertahan dalam kesendirian "Perawan suci yg tak pantas bernoda"
kalimatnya menemaniku akan arti tangis dan kerinduan.....fahamkan aku akan arti kebahagiaaan........hhmmmhhhhh....
Siapakah pula yg tak cinta.......????..(^_^)..
@anonim: we've known each other???
dr kata2mu terkesan kayaknya kamu dah kenal aku sejak dulu... *hehe ge-er*
Tak perlulah terlalu banyak tanya siapalah hamba...???..
Hanyalah seorang lelaki yg terkadang congkak dlm jiwa....
Terkadang pencaci maki gunung tinggi dan sering menginjak-injak indahnya rembulan....
Jika dalam kalut dan marah meludahi luasnya samudera....
Seringkali terjebak dlm gelombang waktu berteriak menantang sengatan matahari .... retak, patah, lemah dan takut , namun bukanlah pengecut juwita...
Kuharap tetaplah indah tegur sapamu permata dijiwa....janganlah kau anggap lancang kalimatku....
Hamba hanyalah pengelana lusuh namun tak bernoda....bukan gembel sayang......
hehe..hehe....
anonymous....
Posting Komentar